Komik Digital: Komik Mari Menanam

9 Pelajaran yang Dipetik dari Membuat Komik Digital

Sudah hampir 5 bulan aku membuat komik digital, dan kali ini aku akan berbagi kisah dibaliknya dan pelajaran apa saja yang aku dapatkan.

Mungkin tidak banyak dari kamu yang tahu kalau aku sudah mulai membuat konten sejak tahun lalu. Waktu itu aku memulainya dengan podcast berkebun, yang bernama Mari Menanam. Dan di tahun 2021 ini, aku mulai membuat format konten lain yang masih ada dalam tema berkebun yaitu komik digital.

Disini aku akan bagikan pelajaran-pelajaran apa saja yang aku dapatkan selama membuat komik digital ini, dengan sesingkat mungkin. Dan nanti aku akan bagikan tips-tips detilnya juga supaya kamu juga bisa belajar dan mungkin membuat komik digitalmu sendiri.

Permulaan

Ide Awal dan Proses Cari Partner

Walaupun aku bukan orang yang cukup sering memposting konten di Instagram, tapi aku sering membaca konten-konten yang sifatnya mengedukasi disana. Instagram sekarang tidak hanya dijadikan tempat untuk berbagi foto (wadah pamer dan pansos 🤭), tapi juga jadi tempat untuk berbagi informasi, ilmu, dan insight. Singkat cerita, aku menemukan The Woke Salaryman, Cat & Cat Comics, dan The Daily Pawsitivity di Instagram. Mereka menyuguhkan konten-konten informatif, memotivasi tapi juga menghibur/mengingatkan dengan format visual komik yang menyenangkan. Dari situ, aku jadi ingin berbagi informasi, wawasan dan pengalaman berkebun melalui komik digital. Hanya saja, aku tidak bisa menggambar komik! 😭

Lalu aku teringat pada seorang wanita muda yang kukenal sejak 2019 lalu. Namanya Radifa Cendana Putri, dan aku mengenalnya dari kakaknya yang kebetulan ada di komunitas yang sama denganku. Waktu itu, aku memerlukan jasa ilustrasi untuk beberapa proyek. Hanya saja, aku tidak tahu kalau Difa (panggilan pendeknya, red.) bisa menggambar komik, dan sudah punya komik sendiri pula di Webtoon! 😂 Ketika aku mengajaknya ngobrol di akhir tahun 2020 dan mengutarakan ide membuat komik digital, ternyata kami punya misi yang sama: mengedukasi orang lain melalui medium konten visual yang bermanfaat. Dari situlah kami mulai menjajaki dan memetakan ide ini jadi sesuatu yang lebih konkrit.

Turns out, we complete each other… ☺️

IAM, bukan ATM

Aku lebih memilih pendekatan IAM (Get Inspired – Adopt – Magnify) daripada ATM (Amati – Tiru – Modifikasi). Aku akan bahas di artikel terpisah soal ini. Dan itu juga yang aku terapkan di komik digital ini (untuk selanjutnya, mari kita sebut dengan komik MM).

Sumber Inspirasi

Selain tiga akun komik yang aku sebutkan diatas, aku dan Difa juga mencari inspirasi dari segala penjuru Internet. Beberapa platform yang kami jadikan tempat riset yaitu:

  • Instagram;
  • Pinterest;
  • Ko-Fi;
  • KaryaKarsa;
  • Webtoon; dan
  • Tapas.

Menurutku, platform diatas sudah mampu membantu kamu untuk melakukan riset visual juga. Kapan-kapan akan aku bahas bagaimana trik risetnya.

Apa yang di Adopsi dari Mereka

Dari sekian banyak sumber inspirasi yang kami gunakan, ada beberapa item yang menarik perhatian. Misalnya saja:

  1. Panel percakapan ala komik strip;
  2. Narasi informasi yang dilengkapi dengan ilustrasi;
  3. Background yang sedikit blurry dengan warna pastel;
  4. CTA (Call to Action) di akhir tiap episode.

Selain itu, kami menggunakan kreativitas sendiri untuk menentukan identitas karya kami.

Cara Me-Magnify Konten dengan Gaya dan Karakter Pilihan Kami

Difa yang memiliki background pendidikan seni visual dari Osaka University of Arts benar-benar sangat membantuku dalam menentukan arah visual dari komik MM ini. Walaupun dia belum pernah berkarir menjadi seorang mangaka, tapi dia punya gaya yang cocok dengan apa yang aku impikan. Maklum saja, aku tidak punya kapabilitas menggambar yang baik, dan berasal dari jurusan Informatika, pula! 😂

Komik Digital: Komik Mari Menanam
Episode 13 Komik Mari Menanam

Dan di komik MM memang kami ingin mengangkat identitas anak muda Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, berkumpul di satu lokasi dan komunitas, untuk berbagi kisah dan pengalaman berkebun. Ada yang memang sudah expert, dan ada juga yang baru belajar. Harapan kami, orang-orang yang membaca komik ini juga jadi terinspirasi dan termotivasi untuk berkebun, karena berkebun itu cukup mudah, asal tahu cara dan tipsnya!

Kalau kamu ingin membaca komik buatan kami, silahkan kunjungi website Mari Menanam, ya! 😉

Menghidupkan Ide Menjadi Kenyataan

Sebenarnya di Instagram sendiri ada banyaaaakkk sekali komik digital yang bertebaran; baik itu buatan kreator Indonesia ataupun dari luar negeri. Tapi walaupun ada banyak ikan di lautan, yang bisa membedakanmu dari ikan-ikan lain adalah visi yang kamu miliki dan identitas yang akhirnya melekat padamu. Kamipun berpikir seperti itu. Sudah ada banyak akun komik, bukan berarti harus mengikuti apa yang mereka buat, kan? Kamu bisa mulai dengan ide/gagasan yang betul-betul kamu sukai dan percayai. Misalnya kamu suka dengan tema keuangan dan investasi, ya buat saja komik dengan tema itu, dengan gaya bahasamu sendiri.

Dan juga, membuat komik itu perlu komitmen waktu dan tenaga yang sangat besar. Jadi kalau tidak dilakukan atas dasar suka, biasanya akan berakhir dengan sangat cepat. Pastikan kalau kamu benar-benar menyukai tema itu, dan bisa membangun karakter serta jalan cerita yang sesuai sehingga proyek yang kamu jalankan bisa panjang usianya—atau setidaknya bisa bertahan cukup lama.

Untuk memproduksi komik ini sendiri, aku menjalankan analisis target pasar terlebih dahulu. Target pasar ini maksudnya ya pembaca seperti apa yang ingin disasar. Tidak hanya itu, aku juga menyusun rencana produksi konten seperti layaknya menyusun rencana bisnis.

Brainstorming — Langkah Penting Pertama yang Tidak Boleh Terlewat

Proses brainstorming yang kami jalankan tentunya juga berbeda dari proses yang dijalankan orang lain ataupun kamu jalankan. Dan bahkan, hasil brainstorming di awal juga akan berbeda dengan hasilnya nanti seiring berjalannya waktu, lho. Kami dulu memulai proses brainstorming dengan sangat sederhana, hanya menggunakan video call dan Telegram. Setiap hari ngobrol dan berbagi tautan, gambar dan berbagai macam konten. Tidak bertatap muka langsung tidak masalah. Kami sudah terbiasa melakukannya bertahun-tahun, anyway.

Brainstorming sendiri adalah proses mencari dan menemukan ide-ide baru yang akan dituangkan ke dalam produk/karya; dalam hal ini adalah komik digital. Walaupun isinya adalah berdiskusi menuangkan semua ide yang ada di kepala masing-masing, tapi brainstorming sebenarnya adalah proses memecahkan masalah atau problem-solving. Dalam proses ini, ada beberapa manfaat yang bisa dipetik:

  • Membuat kita bisa berpikir bebas dan liar, tidak ada batasannya;
  • Mendorong kita untuk berkomunikasi secara terbuka terus-menerus;
  • Membantu menghasilkan ide sebanyak mungkin;
  • Membantu mempercepat proses yang menghasilkan potensi solusi;
  • Memperkuat tim (jika kamu bekerja bersama orang lain).

Produk dan konten berevolusi, kemahiran juga makin meningkat. Kreasi yang dibuat juga akan berubah jadi makin baik setelah dijalankan beberapa lama. Itulah mengapa, proses brainstorming tidak sebaiknya dilewatkan, sekalipun kamu berkarya sendirian.

Tentukan Platform yang Akan Digunakan

Di awal proses brainstorming kami menentukan akan menggunakan Instagram sambil mengeksplorasi platform kreator lokal yang bernama KaryaKarsa. Tapi semakin kesini, kami merasa kalau bergantung pada platform milik orang lain tidak sepenuhnya membantu kami—terutama dalam hal brand establishment & ownership. Kamipun memutuskan untuk menggunakan website sendiri sebagai platform utama, dan tetap membagikannya ke Instagram dan KaryaKarsa untuk meningkatkan awareness. Selain itu, kami juga mulai menggunakan Pinterest untuk membagikan postingan artikel di website. Ini juga berguna untuk menambah traffic.

Menyusun Cerita dan “Dunia” dalam Komik

Di bagian ini, kami pun tidak memulai dengan yang sulit-sulit. Tapi ada beberapa langkah awal yang harus kamu lakukan terlebih dulu sebelum membuat komikmu.

  1. Setting / Keadaan: tentukan gambaran yang jelas tentang waktu, tempat, dan suasana secara keseluruhan dari komik yang ingin kamu buat.
  2. Karakter-karakter: tentukan juga karakter utama dan karakter-karakter pendukung yang cukup memiliki landasan. Apakah mereka memiliki kepribadian, motivasi, dan tantangan yang berbeda? Masukkan itu kedalam komponen karakter yang kamu susun.
  3. Plot: Apakah cerita yang kamu susun mengikuti urutan atau format alami (latar belakang informasi, peningkatan aksi, konflik, resolusi)? Apakah ada celah informasi yang mungkin membingungkan pembaca? Atau, apakah kamu ingin membuat episode-episode yang berbeda, tetapi tetap memiliki benang merah secara keseluruhan? Tentukan itu terlebih dahulu.
  4. Narasi: tentukan juga sudut pandang yang ingin kamu angkat. Dan perhatikan, apakah narasi yang ingin kamu bawa itu sudah terlihat cukup alami atau belum? Sekalipun ingin membawa tema fantasi, jika narasi yang dibawakan tidak memiliki sudut pandang yang konsisten, pembaca juga akan kebingungan lalu ketertarikannya pun hilang. Sayang, kan?
  5. Tema: pilih tema yang jadi garis besar cerita yang ingin kamu sajikan. Komik kami mengusung tema Edukasi, Slice of Life, dan Ilmu Pengetahuan.

Menyusun Storyboard untuk 5 Episode Pertama

Kenapa harus dimulai dengan 5 episode? Tidak 1 saja dulu, dan dirilis langsung setelah dibuat? Percayalah, teman-teman, dengan membuat 5 episode sekaligus cerita yang akan kamu buat bisa menjadi lebih runut dan jelas. Selain itu kamu juga tidak kehabisan ide dan waktu untuk membuat episode berikutnya. Karena jika kamu sudah kehilangan ide materi sedangkan sudah dekat deadline tayang, hasil karyamu tidak akan maksimal. 😮‍💨

Dalam menyusun komik ini, aku dan Difa membagi tugas dan tanggungjawab secara keseluruhan. Bagianku adalah menentukan materi dan membuat storyboard, dan tugas Difa adalah untuk menggambar. Namun walaupun dibagi seperti ini, bukan berarti Difa tidak bisa ikut menyusun materi, atau aku tidak bisa ikut menyusun komposisi gambar, ya. Kami tetap bekerja sama menentukan apa yang bisa dituangkan dalam setiap episode. Dan disitulah aku bersyukur sekali dengan adanya Google Docs dan Notion! 😂

Contoh storyboard dari Komik Mari Menanam

Susun Sistem Kerja yang Bisa Mendukung Produktivitas

Kami berkolaborasi menggunakan dua tools utama yaitu Google Docs dan Notion untuk menyusun cerita dan bahkan hingga menyusun sistem kerja yang bisa menjadikan kami lebih produktif, dan komunikasi lebih jelas. Ini penting sekali, lho. Tanpa adanya komunikasi yang jelas dan efektif, komik kami tidak akan pernah rilis! Mungkin kapan-kapan aku bisa jelaskan lebih detail bagaimana cara kami bekerja, ya.

Komunikasi adalah KUNCI 🔑

Percayalah, komunikasi adalah kunci keberhasilan dalam membuat komik; baik itu komunikasi dengan pembaca ataupun dengan partner kreator. Bagaimana caranya supaya komunikasi yang dilakukan bisa lebih efektif? Hmmm, ini panjang, sih. Nanti akan aku bahas di tulisan terpisah. Tapi ada beberapa tips agar komunikasimu bisa lebih efektif.

  1. Jadilah orang yang berpikiran terbuka, sehingga kamu bisa memfasilitasi percakapan dengan terbuka dan juga intim.
  2. Terima kritik dan saran dari pembaca ataupun partnermu. Tidak selamanya kamu selalu benar, dan tentunya mereka juga punya pemahaman, ilmu serta pengalaman yang berbeda denganmu.
  3. Berpikirlah sebelum berbicara, dan berbicaralah dengan jelas.
  4. Lebih banyak mendengar daripada berbicara.
  5. Susun terlebih dahulu hal-hal yang ingin dibahas sebelum mulai membahasnya. Dengan begitu, banyak waktu yang tidak terbuang karena kamu sudah siap. 😉

Kesimpulan

Aku sungguh beruntung bisa merilis komik ini. Karena darinya, aku mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga, kemampuanku bertambah dan juga makin meningkat, dan aku mendapatkan partner yang cocok. I couldn’t be more grateful… ☺️


Bagaimana denganmu? Apakah kamu sudah jadi semakin yakin untuk membuat komik digitalmu sendiri? Bagikan ke aku lewat kolom komentar di bawah ini, ya!