Di episode #1 podcast Ngopini Sejenak kali ini, aku dan Asep mengomentari soal ketubiran netijin Indonesia soal Nikah di Gedung vs Nikah di KUA.
Kami berdua punya sudut pandang yang sama kali ini.
Silahkan didengarkan, ya…
Komentar kami yang nikahnya di gedung (lebih tepatnya taman terbuka, sih…)
Asep
Pesta pernikahan itu tetap perlu asal sesuai budget. Cukup undang yang benar-benar dekat dan kemungkinan besar datang.
Jadi pesta atau beli rumah? Ya, tergantung prioritas masing-masing. Ga bisa digeneralisasi. Orang kan beda-beda, malah ada yang lebih prioritasin punya Mobil dibanding rumah.
Retno
Aku pro terhadap bikin pesta pernikahan, tapi disesuaikan dengan kemampuan finansial dan keinginan / perencanaan masing pihak.
Kalau ada keluarga yang ingin agar dirayakan? Ya tinggal dilemparkan ke pihak keluarga yang ingin merayakan saja, ukur kemampuannya seberapa.
Merayakan pesta di gedung / dimanapun itu…
- Bisa mempererat calon pasutri dan keluarga,
- Belajar mengatur budget sebelum berumah-tangga,
- Ada kerja keras dan proses yang mendewasakan,
- Jadi momen bersama yang bisa dikenang sampai tua.
Gimana soal kami yang masih ngontrak aja sampai sekarang?
Ya gak masalah. Kami nggak malu kok karena masih ngontrak aja sampai sekarang. 😌
Selain itu, prioritas kami saat ini sangat jauh dari rumah. Bahkan kami belum tahu mau menetap dimana. Hanya saja, kami sudah yakin tidak akan menetap di Bali. Yah, mungkin boleh lah kalau di hari tua nanti bisa punya property disini… 😂
Tips untuk yang akan menikah tapi bingung mau pesta atau nggak…
- Diskusi dengan keluarga besar…
- Tentukan budget!
- Tentukan jumlah undangan → kalau memang gak banyak teman dekat, ya tak usah lah diundang…
- DiY untuk hal-hal yang bisa di-DiY.
- Nikmati prosesnya!
Semoga bermanfaat!
Give a Nice Comment Here