Dalam bentuk yang paling sederhana, perencanaan bisnis atau rencana bisnis adalah sebuah dokumen yang menjabarkan seluruh langkah dan topik strategis yang berkaitan dengan bisnis yang akan kamu jalankan. Beberapa rencana bisnis moderen bahkan hanya terdiri dari satu halaman saja, sedangkan perusahaan tradisional bisa memiliki 50-100 halaman.
Format Rencana Bisnis ala Patrick Fitzgerald
Dalam sebuah presentasi di Workshop Kewirausahaan Wharton yang disusun oleh seorang investor kenamaan Patrick Fitzgerald mengungkapkan 8 poin penting yang harus ada di sebuah rencana bisnis yang dipresentasikan ke hadapan calon investor, yaitu:
- Perusahaan apa sih ini? (pengantar);
- Kepada siapa sajakah aku memberikan uang? (biografi pendiri perusahaan dan tim manajemen);
- Bagaimana cara bisnis ini bekerja? (operasional dan user-experience);
- Dimana posisi bisnis ini? (letak pasarnya);
- Kenapa belum pernah dibuat sebelumnya? (kompetisi);
- Seberapa cepat aku bisa tahu apakah aku kehilangan atau mendapatkan uang? (strategi pemasaran dan peta jalan perusahaan);
- Bagaimana angka-angkanya? (penghasilan); dan
- Berapa banyak yang kamu butuhkan dan bersedia berbagi denganku? (investasi).
Yang perlu kamu tahu, Patrick Fitzgerald adalah seorang serial entrepreneur atau berkali-kali berwirausaha dan sudah pernah membangun banyak sekali perusahaan skala menengah dan juga bekerja secara ekstensif bersama dengan pemodal-pemodal ventura. Inilah mengapa ia membuat struktur rencana bisnis menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang akan sering ditanyakan oleh investor manapun, dengan urutan demikian. Tetapi format ini hampir mirip dengan format rencana bisnis tradisional, dimana tiap poinnya dapat terdiri dari 5-10 halaman.
Kekurangannya
Perlu waktu yang cukup lama untuk menuliskan paragraf-paragraf panjang yang menjelaskan bisnismu dari A sampai Z. Setelah selesai menyusunnya, bisa dipastikan kamu tidak akan lagi membukanya.
Kelebihannya
Bisa kamu gunakan untuk memaparkan bisnismu ke investor untuk mencari pendanaan, atau untuk mencari pinjaman modal usaha ke bank atau koperasi.
Format Rencana Bisnis ala Lean Canvas
Lean canvas adalah templat rencana bisnis yang hanya terdiri dari 1 halaman. Dikembangkan oleh Ash Maurya untuk membantu semua orang yang menggunakannya mendekonstruksi ide bisnis mereka menjadi beberapa bagian penting. Ia melihat bahwa Business Model Canvas milik Alex Osterwalder kurang sesuai dan tumpang-tindih di beberapa bagian, sehingga ia mengganti bagian-bagian tersebut agar lebih sesuai dengan kebutuhan.
Rencana bisnis model lama terlalu bertele-tele dan buang waktu untuk menyusunnya, jarang dan hampir tidak pernah diperbaiki selama menjalankan bisnis, dan bahkan tidak lagi dibaca oleh orang lain. Padahal sebenarnya yang dibutuhkan adalah mendokumentasikan poin-poin kunci dari hipotesa kamu.
Struktur Lean Canvas terdiri dari:
- Problem: tiga masalah terbesar yang ingin kamu selesaikan lewat bisnismu.
- Customer segments: target pelanggan yang kamu sasar.
- Unique Value Proposition: pesan yang singkat, jelas, dan meyakinkan untuk menyatakan mengapa bisnismu berbeda dan layak dibeli/digunakan. Solution: tiga solusi / fitur utama di bisnismu untuk menyelesaikan masalah di bagian Problem.
- Unfair Advantage: Hal-hal yang membuat bisnismu berbeda sehingga susah ditiru.
- Revenue Streams Revenue Model: cara bisnismu menghasilkan uang;
- Lifetime Value: pemasukan yang diharapkan dari seorang pelanggan;
- Revenue: jumlah pemasukan per periode tertentu;
- Gross Margin: keuntungan kotor yang didapat per pembelian.
- Cost Structure: biaya apa saja yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan produk / layanan yang kamu tawarkan di bisnismu.
- Key Metrics: aktivitas-aktivitas kunci yang harus diukur untuk melihat performa bisnismu
- Channels: media apa saja yang kamu gunakan untuk melakukan pemasaran, dan berhubungan dengan pelanggan.
Kekurangannya
Rencana bisnis yang sependek ini tidak bisa kamu gunakan jika kamu datang ke investor dan mencari pendanaan, mendapatkan pinjaman dari bank atau koperasi, atau untuk meminta persetujuan pemerintah (jika terkait dana hibah). Kamu tetap harus menyusun pitch deck, yang tidak sepanjang format rencana bisnis tradisional untuk itu.
Kelebihannya
Lean canvas menyelesaikan masalah ini dengan menggunakan satu halaman model bisnis yang hanya perlu waktu kurang dari 2 jam untuk menyusunnya. Setiap bagian pun hanya terdiri dari beberapa kalimat pendek yang memberi jawaban dengan jelas dan runut pada pertanyaan yang terkait.
Sebaiknya fokus pada elemen kunci dalam bisnismu
Apakah kamu memutuskan untuk tetap berpegang teguh pada format rencana bisnis tradisional, atau mengikuti cara moderen ala lean canvas, mereka semua memiliki elemen-elemen yang serupa.
Dan apapun alasanmu untuk menyusun rencana bisnis, kamu tetap dapat menyusun rencana yang mengikuti praktik umum yang sudah dilakukan oleh banyak pewirausaha sukses di luar sana. Selamat menyusun rencana!
Give a Nice Comment Here