fbpx
perencanaan bisnis

Mengapa Perencanaan Bisnis Itu Penting?

Bisnisku pernah mengalami kegagalan akibat perencanaan bisnis yang buruk. Jangan sampai kamu mengalami apa yang kualami.

It takes as much energy to wish
as it does to plan.

— Eleanor Roosevelt

Di tahun ‘60-an di Inggris, ada seorang siswa remaja berusia 15 tahun yang merasa frustasi dengan sistem pendidikan yang disebutnya “praktik sekolah kuno”. Meskipun guru-gurunya sudah memintanya untuk menuliskan semua kekesalan dan rasa frustasinya di koran sekolah, namun ide tulisannya dianggap terlalu radikal untuk dapat diterbitkan. Dengan penolakan seperti itu, akhirnya dia memutuskan untuk membuat publikasi sendiri yang bertujuan untuk menyatukan suara siswa dari berbagai sekolah.

Dengan sebuah buku tulis di tangan, ia mulai melakukan riset hal-hal apa saja yang ia butuhkan, dan menuliskan rencana untuk menjalankan idenya. Sekitar 50 tahun kemudian ia dapat berkata, “Aku bisa sukses di bisnis pertamaku karena perencanaan bisnis sederhana, yang berisi daftar para kontributor, pengiklan, distributor, dan semua biaya ada di situ (catatan rencananya).”

Perencanaan sederhana ini berhasil mengantarkannya membangun sebuah majalah yang sangat sukses hingga dapat menghadirkan bintang-bintang kenamaan saat itu seperti Mick Jagger. Kesuksesan dini inilah yang membuat Sir Richard Branson muda untuk mendirikan begitu banyak usaha-usaha lain, yang membuatnya menjadi bilyuner kaya raya di dunia.

Pelajaran yang bisa kamu petik dari sini yaitu bahwa perencanaan bisnis bahkan yang sangat sederhana pun dapat menciptakan perbedaan yang tak pernah kamu bayangkan sebelumnya.

Kamu bisa mencontoh cara yang dilakukan oleh Richard Branson. Bahkan hanya dengan selembar kertas dan pena/pensil saja tidak masalah. Yang terpenting adalah, catatan itu kamu tulis sendiri, untuk nantinya kamu eksekusi.


8 Langkah Menyusun Perencanaan Bisnis

  1. Tulis ringkasan eksekutif rencana bisnismu.
  2. Deskripsikan perusahaan kamu dan bagaimana kamu akan mengoperasikannya.
  3. Konsepkan pernyataan misi yang diemban perusahaanmu.
  4. Identifikasi pasar dan target audiens yang akan kamu sasar.
  5. Analisa kompetitor utama kamu dan identifikasi peluang apa yang bisa kamu ambil.
  6. Buat bisnis kamu berbeda dengan pesaingmu.
  7. Buat peta jalan / roadmap dan tentukan KPI-mu.
  8. Buat perencanaan finansial.

Aku akan memandumu menelusuri segala hal yang berkaitan dengan penyusunan rencana bisnis, dari ringkasan eksekutif hingga rencana keuangan. Mari kita mulai dengan pertanyaan, “Mengapa”.

3 Alasan Mengapa Perencanaan Bisnis Itu Penting

Memulai sebuah bisnis tentunya membuat kamu bersemangat. Tapi biasanya perasaan semangat di awal itu bisa pudar seiring waktu berjalan sehingga dapat menyebabkan kamu gagal dalam menjalankan usaha.

Di awal, semangat yang membara dapat dengan mudah menyeretmu. Akibatnya, kamu mungkin tidak akan berpikir bagaimana caranya mengomunikasikan ide itu ke orang lain dengan baik sehingga kamu mendapat dukungan mereka. Kamu dengan mudah dapat menjadi korban dari risiko yang tidak terlihat dan perencanaan yang buruk.

Ada tiga area kunci yang bisa jadi alasan mengapa kamu harus menyusun perencanaan bisnis.

1. Memberi kejelasan pada dirimu sendiri

Alasan pertama dan yang paling utama untuk menulis perencanaan bisnis adalah untuk memberi kejelasan terhadap dirimu sendiri. Singkatnya, “Mau dibawa kemana ide bisnis ini? Dan apa saja pengaruhnya terhadap diriku, keluargaku, dan orang lain?”.

Karena, pada saat kamu menjalankan bisnismu nanti, kamu pasti akan berhadapan dengan berbagai kesulitan dan masalah yang pelik. Misalnya saja, kamu akan perlu pegawai, dan kamu perlu tahu pegawai seperti apa yang harus dipekerjakan. Atau, infrastruktur apa saja yang bisa membantumu menjalankan bisnismu.

Kamu juga perlu mencari tahu hal-hal seperti apa yang harus terjadi agar bisnismu mencapai misinya. Mengetahui bagaimana caranya bereaksi dalam menghadapi keputusan-keputusan ini bisa terasa mustahil, terutama ketika ada tekanan. Membuat perencanaan bisnis akan membantumu mempersiapkan tonggak yang kokoh, dan tetap fokus dan berkomitmen ketika berbagai masalah dan tekanan datang.

2. Mendukung kegiatan pemasaran yang perlu kamu jalankan

Memiliki perencanaan bisnis akan sangat membantumu dalam menyusun kegiatan pemasaran. Ketika kamu bertemu dengan calon pelanggan atau mencoba menggaet mitra bisnis, sangat penting untukmu dapat membuat mereka juga bersemangat dengan hadirnya produk / layanan yang kamu berikan, dan juga memastikan semua orang yang terlibat mendapatkan sesuatu yang bernilai.

Kalau audiens-mu tidak dapat memahami apa yang bisnismu ingin raih, bagaimana caramu meraihnya, dan kenapa itu penting juga buat mereka, maka mereka tidak akan tertarik untuk membeli produk / layanan darimu atau bermitra denganmu. Dan yang paling parahnya lagi, ini akan menghancurkan upaya pemasaran apapun yang akan kamu lakukan kedepannya, karena kamu tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas.

3. Mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan

Perencanaan bisnis sangat perlu kamu buat untuk mendapat dukungan dari para pemangku kepentingan seperti investor, bank, vendor, atau koperasi. Misalnya, ketika kamu butuh pendanaan, dan pergi ke bank atau koperasi untuk mengajukan pinjaman modal usaha, mereka pasti akan bertanya bisnismu apa, kemana kamu akan menjual produk / layananmu, berapa prospek penghasilan yang bisa kamu dapat, dan berbagai macam pertanyaan yang hanya bisa kamu jawab kalau kamu sudah memili struktur perencanaan bisnis yang jelas.

Siapa pun yang berencana untuk mendukung bisnismu perlu diajarkan tentang industri yang kamu sasar, risiko yang dihadapi, pesaingmu, anggota tim mu, dan keseluruhan rencanamu untuk sukses. Menulis rencana bisnis akan memungkinkan kamu untuk sepenuhnya meneliti bidang-bidang ini dan membuat argumen yang meyakinkan mengapa orang lain harus mendukungmu.

Apakah bisa dilewati saja? Bahayanya sebuah “Tes Aku”

Banyak orang yang akan menyarankan kamu untuk fokus saja di bagian konsep bisnismu. Mereka akan menyuruhmu, “Jalan ‘aja dulu, sisanya pikirkan nanti.” dan saran-saran serupa lainnya, tanpa perlu menggali konsep tersebut lebih dalam lagi. Biasanya ini dikarenakan, begitu ada penghasilan yang masuk, maka kamu akan tahu bahwa ide bisnismu adalah ide yang bagus dan barulah kamu membuat perencanaan yang lebih matang.

Pengusaha yang menyusun rencana formal 16% lebih mungkin untuk mencapai viabilitas daripada pengusaha tanpa perencanaan, sekalipun bisnisnya identik.

Harvard Business Review

Pendekatan ini bagus, dan berguna buat beberapa orang. Aku pun akhirnya bisa menerapkan cara yang serupa di salah satu bisnis yang kumiliki. Tapi pendekatan ini penuh dengan resiko tinggi. Dan ketika kamu dihadapkan pada masalah yang berat yang belum pernah kamu hadapi sebelumnya, akan mudah untukmu menyerah saja karena kamu tidak tahu mau dibawa kemana lagi bisnismu ini.

Menyusun perencanaan bisnis, sekalipun secara teknis kamu tidak perlu melakukannya, akan membantumu memperjelas ide yang kamu punya, dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dapat terjadi dengan lebih baik agar bisnismu sukses. Orang-orang lain yang kamu temui juga akan dengan mudah memahami produk / layanan yang kamu punya, dan mendukungmu.

Dalam kewirausahaan, ada sebuah kekeliruan berpikir (fallacy) yang disebut dengan “Me Test”, atau “Tes Aku”. Kekeliruan berpikir ini terjadi setelah kamu terpikir sebuah ide bisnis yang kamu rasa cocok untukmu. Kamu datang ke teman-teman kampus, anggota keluargamu, teman-teman komplek rumahmu dan menceritakan ide itu pada mereka, dan komentar mereka: “Wah, itu ide bagus!” Dan kemudian kamu mulai mengulik ide bisnis tersebut dengan kecepatan warp dikali tujuh tanpa pernah bertanya ke orang-orang yang tidak kamu kenal apakah ide ini bagus dan apakah mereka mau membayar untuk itu.

Perencanaan bisnis yang kamu susun dapat menghindarkanmu dari “Tes Aku” menjadi “Tes Kami”. Disaat kamu mulai menuliskan poin-poin dalam perencanaan bisnis itu, kamu akan dapat mengidentifikasi dan memvalidasi idemu melalui sudut pandang lain yang tidak bias—utamanya terkait dengan pesaing bisnismu dan juga calon pelangganmu. Ia dapat mengonfirmasikan kepadamu bahwa kamu bukan satu-satunya yang jatuh hati pada ide tersebut, tetapi ada orang lain yang juga merasakan hal yang sama dan bersedia membayar untuk itu.

Epilog

Sebagai seorang wirausahawati, punya sikap optimis itu penting. Banyak wirausahawati besar di era ini yang tidak akan mungkin hadir jika bukan karena memiliki optimisme tinggi. Tapi yang perlu kamu tahu, optimisme itu harus diikuti dengan perencanaan yang realistis—yang memperhitungkan segala hal yang dapat memengaruhi pertumbuhan bisnis kamu.

Kalau kamu ingin perusahaanmu mencapai margin kesuksesan yang berhasil dicapai oleh perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan Alibaba, maka kamu memerlukan perencanaan bisnis. Kamu tidak bisa hanya mengandalkan kesempatan atau faktor acak lainnya untuk mencapai kesuksesan. Kamu perlu merencanakannya.